Sampai kapan harus begini, menunggu kau berpisah dengan gadis impianmu lalu memilih Aku. Suatu harapan yang memang sangat jahat menurutku, tapi tak ada lagi jalan yang lain selain itu. Aku sudah bertahan dengan cinta dalam hatiku ini, Jadi jalan terakhirku aku ingin memilikimu. Aku memang tak peduli dengan gadis manapun di dunia ini sekalipun itu gadis impianmu. Aku sudah bosan menjadi orang baik , Aku muak dengan semua kesabaran, sekarang yang ku inginkan hanya kepuasanku.
“sasha...” sapa seorang lelaki di belakangku.
“Ilman?” balasku sambil terkejut karena orang yang kupikirkan saat ini sudah tepat berada di dekatku.
“Felish?” balasku lagi yang terkejut pula saat melihat gadis impian Ilman ikut bersamanya.
“nunggu lama yah sa? Maaf yah tadi nunggu Nona manis ini” jelas Ilman sambil mengelus erat rambut Felish.
“ga papa” balasku tak ingin membahasnya.
“kalo gitu, jalan yuk, tapi makan dulu yah, aku lapar nihh sayangg” ucap Felish manja ke Ilman.
“ya ayo ja” balas Ilman “yu, sha.." ajak Ilman kali ini ke Aku.
Akhirnya Aku, Isam dan Felish pergi jalan ber-3 bersama. Sebenarnya tujuan awalnya kita ber-3 ingin mengerjakan tugas karya ilmiah di sekolah kita, tapi untuk penelitiannya kita ingin mencari-cari dulu apa yang nanti akan kita teliti. Nah, sebelum tugas kita lakukan Felish-gadis impian- Ilman ini minta makan dulu, dan itu tandanya aku akan semakin lama melihat kemesraan Ilman dan Felish. Hal yang paling aku tak inginkan saat Bu Rozi -guru Biologi- ku menugaskanku untuk sekelompok dengan Ilman dan Felish.
“ada salad?” tanya Felish ke mas-mas pelayan rumah makan ini.
“maaf, ga ada mba” balas pelayan tadi.
“sayang pesen yang lain aja yah, kalo salad entar pesennya di restaurant yang lain aja yah” rayu Ilman.
Yaiyalah Felish, mikir dong, secara ini tuh Rumah Makan Sunda, mana ada sallad coba, tapi ada juga sih salad, sallad sunda alias lalaban.
“kalo mau sallad, pesen lalaban aja” ucapku ceplos.
“lalaban? Apaan itu?” tanya Felish heran (maklum sih heran tau bingung juga secara Felish bukan orang sunda)
“lalaban itu sejenis sallad tapi dari sunda” jelasku so’ tau.
“ohh, gitu yah” balas Felish menjengkelkanku.
“aku nasi goreng aja di tambah sambel yah” ucapku ke Mas Pelayan ini.
“aku juga deh” timbal Felish.
Tidak lama kemudian, makanan datang, nasi gorengku datang, hm, pasti delicious banget deh.
“ini, mba mass mba” ucap Pelayan tadi sambil mempersilahkan makanan yang tadi kami pesan.
“makasih” balasku sambil segera melahap nasi goreng ini.
“sayaaaaaaaannnnggggg...........” teriak Felish mengejutkan semua orang di Rumah Makan itu.
“kenapa sayang, kenapa sayang?” tanya Ilman yang seakan ketakutan melihat Felish terluka.
“kamu tau gak sih makanan ini tuh pedas” omel Felish sambil cemberut kepedasan.
“ya sayang, kan tadi kamu pesennya nasi goreng sambel, yah pasti pedaslah sayang” balas Ilman..
“kenapa gak bilang ini pedas? Pasti kamu sengaja yah ingin menjahiliku?” tanya Felish ke Aku.
“aku kira kamu tahu ini pedas” balasku dengan mimik yang sangat tak berdosa.
“ahh, aku benci kaliaannnn” balas Felish sambil meninggalkan Rumah Makan itu.
“sayangg, sayaangg,” ucap Ilman tanpa mengejar Felish.
Ilman pun duduk di kursi tempat kita makan tadi, tertunduk lesu tak berdaya, mungkin sedang memikirkan Felish? Yah tak mungkin lah memikirkanku.
Trus kenapa Ilman masih disini? Gak ikutan ngejar gadis impiannya itu? Yah mungkin masih menghargai kehadiranku. Tapi hahahahaaa sumpah aku seneng banget, aku seneeeennngg bgt, itu baru permulaan Felish, jujur sih emang tadi aku sengaja menjahili Felish. Aku ingin memperlihatkan sifat asli Felish ke Ilman, meskipun sepertinya Ilman sudah tau. Tapi membuat Felish kesal, itu cukup membuat perutku tertawa terpingkal-pingkal, haha.
#besok harinya.......
Setelah dibujuk beribu-ribu kalimat oleh Ilman, akhirnya Felish mau juga berdamai dan kembali fokus ke karya ilmiah kita, kita? Mungkin lebih tepatnya Aku dan Ilman soalnya Felish yang marah-marah karna kemarin di jahiliku itu bisanya cuma mengotak-atik HPny itu, tak pernah sedikitpun sepertinya peduli dengan tugas karya ilmiah ini. Trus kalo misalnya gini, ngapain coba tadi Ilman ngebujuk-bujuk si Felish itu, hah bikin emosi aja.
Dan haha sifat jahilku muncul kembali, ku cabut batterai HPnya Felish. Tentu saja tanpa sepengatahuan Felishnya, Aku cabut dan sembunyikan di lokernya Ilman saat Felish ingin pergi ke WC. Dan pasti kalian akan terkejut, masalahnya rencanaku ini bukan cuma aku yang ngelakuinnya tapi ini juga terwujud karna bantuan dari Ilman.
Saat aku bilang tentang ideku ini ke Ilman, ternyata dia bilang "iya" dan setuju. Emang sih aku bilangnya ke Ilman kalo Felish terus begitu karya ilmiah kita gakkan efisien tapi sih itu cuma omdo alias omong doang. Aslinya? Kalian pasti tahu kan?
Dan semua yang kulakukan ternyata malah membuatku kesal. Setelah HP nya mati, Felish malah mengganggu Ilman. Dia bermesra-mesraan sama Ilman seakan rasanya aku tak dianggap. Hmmmmm, seperti kambing conge aja aku ini .
“hm, kalian tunggu dulu ya disini, Aku mau beli dulu makanan ke kantin” ucap ILman.
“ia sayangg, tapi jangan lama yahhh.” Balas Felish manja.
“hm, biar aku aja man yang beli makanannya” tawarku yang sedang diam melihati sebuah tanaman lumut yang nanti akan kita amati.
“ga lah sa, biar aku aja” balas Ilman
“hehe aku aja man, tenang koq. Kamu gak bakalan aku racunin, hehehe” ucapku sambil nyengir
“oh hahaa yaudalah terserah kamu” balas Ilman.
“kamu sih gak bakalan aku racunin, tapi Felish? Tunggu aja Fel….” Batinku
“bi, nasi kuning 3 yah” ucapku saat memesan nasi kuning di kantin.
“ia neng siap” balas bibi kantin.
Aku pun menunggu sambil memikirkan Felish, kenapa aku sangat membenci dia. Aku bahkan belum pernah kenal dekat dengannya, tapi sungguh hatiku tidak bisa membohongi aku benar-benar muak dengan gadis manja itu.
“ini neng nasi kuningnya” ucap bibi kantin memecah lamunanku.
“ia bi” balasku.
Akhirnya Aku membawa 3 nasi kuning itu kekelasku. Tentu saja bukan aku sendiri yang membawanya, tetapi aku dibantu juga oleh bibi kantin ini. Maklumlah mungkin sekarang sekolah sudah sepi jadi bibi kantin ini lagi santai.
“inii nasi kuningnya Prince Ilman sama Princess Felish” ucapku sambil memberikan nasi kuning itu ke pasangan itu.
“hehe makasih ya saa” balas Ilman.
“lama banget sih sa” omell felish .
“maaf..” ucapku polos (cuiiihhh, kalo misalnya gak ada ilman aku gakkan mau dah m,inta maaf ke felish seperti ini)
“say, jangan gitu dong” ucap Ilman.
“ga papa koq man” balasku lagi.
“felish, jangan sombong dulu kamu liat aja beberapa menit lagi apa yang akan terjadi sama kamu” ucapku dalam hati
“babbbbyyyy, tanganku, kulitkuuuuu…… semuanyaa gatel-gatellllllll” ucap Felish yang kaget minta ampun melihat tubunhya yang ada bintik-bintik merahnya sama kulitnya juga yang sudah gatal-gatal.
“aduuuhh, pasti alergi kamu kumat deh say” balas Ilman.
“ahh, aku gak mau sayangg.” Rengek Felish “pasti kamu sengaja kan?” Tanya Felish sambil menunjuk-nunjukku.
“maksudnya? Aku gak tau Felish kalo kamu alergi udang” ucapku
“koq kamu tau aku alergi udamg?” Tanya Felish.
OMG, aku keceplosan. Aduuuhhh , bodoh banget aku ini. Trus sekarang aku harus ngapain?? Aku takut sekali Ilman tahu dengan niat jahatku ini. Dan dia, pasti kesempatan ku untuk jadi pacarnya akan hapus seketika.
“aaaa, aaak….aakkkuuuu………..” ucapku terpatah-patah
“ah, udahlah ngaku aja deh kamu sa, apa sih yang kamu pengen. Cukup yah jangan belaga sok bego dihadapan kita sekarang” ucap Felish penuh emosi.
Plaakkkkk …………….
Dalam sekejap tangan Ilman menepak pipi Felish. Felish tak kuasa menahan sakitnya sambil dia menangis dan berlari pergi meninggalkan aku dan Ilman. Aku sangat syook melihat apa yang sudah aku lihat ini. Aku gak tahu ilman bisa seemosi ini. Dan aku, aku jadi merasa bersalah dengan ini.
#besok harinya
Felish tak sekolah, katanya dia sakit. Mungkin karna alergi itu. Aku semakin merasa bersalah dengan ini. Dan akhirnya hanya aku dan ilman yang mengerjakan karya ilmiah ini. Masalahnya 3 hari lafi karya ilmiah ini harus sudah selesai. Aku harap felish belum sembuh dalam waktu 3 hari lagi biar aku bisa hanya berduaan dengan Ilman.
Dan tibalah saat-saat yang aku tunggukan. Saat dimana karya ilmiah ini di serahkan kepada guru biologiku. Dalam laporannya, aku sengaja tidak memasukan nama felish, hah, peduli apa aku sama dia. Lagian tak ada yang dia lakukan sejauh ini.
“Sasa, Ilman dan Felish, mana laporan karya ilmiah kalian?” Tanya guru biologiku.
“ ini buu” ucap Ilman sambil menyerahkan laporanya.
Hah ? laporannya kan masih di dalam tas ku. Trus yang di serahkan Ilman? Bukannya laporannya bukan itu. Hm okelah entar aku tanyakan saat istirahat.
Tengg tengg tenggg ……………
Bel istirahat pun berbunyi, ku hampiri ilman di bangkunya.
“man, kamu tadi nyerhin laporan yang bukan kita buat kan?” Tanya ku heran,
“ia, ada masalah?” ucap Ilman sambil balik nanya.
“siniiiii….. ikut aku………” ajak Ilman sambil menarik keras tanganku. Ternyata dia mengajakku ke tempat tersepi di sekolahku.
“ayo san, sekarang mumpung gak ada siapa-siapa kamu ngaku sa” ucap Ilman pelan.
“maksudnya?” tanyaku heran
“udah sa, cukup sikap tak bersalahmu itu !!!!!” balas Ilman.
“ aku nyesel sa, aku bela kamu sampai aku harus menampar pacarku sendiri.” Jelas Ilman. “aku salah sa” lanjut Ilman “yang aku bela ternyata biang dari semua masalah ini, apa yang sebenarnya kamu inginkan saaa?????” maki Ilman ke Aku.
Aku menangis saat itu, hatiku benar-benar perih atas makian Ilman. Kata-katanya sungguh membuat butir-butir air kecil di kedua mataku tak dapat lagi tertahan.
“jawab sa” ucap Ilman mengingatkanku.
“ ini semua karna kamu bodoh man, kamu tak pernah bisa mencintai aku, kamu tak pernah bisa membalas sedikitpun rasa cinta aku. Aku tahu kamu sudah tahu dan mengerti dengan perasaanku ini. Tapi sayangnya kenapa kamu malah memilih gadis berengsek itu” ucapku luapkan semua emosiku.
“kamu gak ngerti sa, kamu gak ngerti sasa” balas Ilman yang menurunkan suaranya kali ini.
“aku sangat ngerti Ilman” balasku yang masih saja mnangis.
“ kamu tahu, aku sudah menganggap kamu lebih dari seorang pacar. Aku menanggapmu lebih dari itu . aku menganggapmu seperti saudaraku. Karna aku tahu, gadis sepertimu tak bisa aku jadikan hanya sebagai pacar. Kamu pernah dengarkan, kalo misalnya ada mantan pacar tapi gakk ada mantan saudara kan???” ucap Ilman menyadarkan semua yang sedang terjadi padaku.
“tapi sa, “ lanjut Ilman “aku sangat kecewa dengan sikapmu akhir-akhir ini, apalagi saat aku tahu apa yang kamu lakukan ke felish. Aku tau sa, pasti begitu sulit jika kamu bisa bersikap baik ke Felish yang jelas-jelas adalah gadis impianku. Tapi sa, bersikap biasalah karna aku gak kan pernah merubah sedikitpun sikapku padamu walaupun ada berjuta-juta wanita disampingku. Kamu yang terbaik sasa”
Aku langsung tersadar dengan semua ucapan Ilman. Kata-katanya sungguh membuat hatiku sadar akan semua yang aku lakukan ini sudah sia-sia. Aku terlalu memaksakan kehendakku untuk bisa menjadi pacarnaya ilman. Padahal seharusnya aku bersyukur, ilman menganggap aku lebih dari pacarnya. Tapi untung saja Ilman sahabat dan saudara terbaikku, dia masih mau bersamaku dengan semua yang telah aku lakukan. Thanks man, You are my best Forever
Tidak ada komentar:
Posting Komentar